Jumat, 20 April 2012

Konsep Sehat Sakit.

Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu adalah bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit, yang dapat digambarkan sebagai berikut;
1.  Rentang sehat dimulai dari tingkat sejahtera, sehat sekali, sampai pada sehat normal.
2.    Rentang sakit dimulai dari setengah sakit, sakit, sakit kronis, sampai mati.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigm keperawatan dalam konsep sehat-sakit memandang bahwa bentuk pelayanan kesehatan yang akan diberikan selama rentang sehat dan sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam rentang setengah sakit, sakit, atau sakit kronis, sehingga akan diketahui tingkat asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang diharapkan dalam meningkatkan status kesehatannya. Rentang sakit dapat digambarkan mulai dari setengah sakit, sakit, sakit kronis, sampai berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai dari sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi.
Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.

A.   Rentang Sehat.
Rentang ini dumulai dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan sampai pada sejahtera, dikatakan sehat bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, social, dan spiritual. Batasan sehat itu sendir dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mentas, dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1974), berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah;
a. Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
b.    Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik internal maupun eksternal.
c.     Memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

Faktor Pengaruh Kesehatan
Status kesehatan merupakansuatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, social cultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.
1.     Perkembangan.
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh factor perkembangan yang mempunyai arti bahwa perubahanstatus kesehatan dapat dipengaruhi oleh factor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Respon dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang.apabila seseorang merespon dengan baik terhadap perubahan kesehatannya, maka akan memiliki kesehatan yang baiksehingga, mencapai kesehatan yang optimal, demikian sebaliknya apabila seseorang yang merespon dengan tidak baik terhadap perubahan status kesehatannya, maka dapat menimbulkan perubahan status kesehatan yang kurang. Sebagai contoh, perubahan status kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh Perkembangan adalah pada bayi atau anak-anak yang tahap perkembangannya belum mencapai kematangan, maka status kesehatnnya sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Bayi dan anak-anak mudah sekali terserang penyakitbila dibandingkan dengan orang dewasa yang sudah mencapai perkembangan yang matang. Demikian juga pada usia lanjut dimana semua daya imunitas akan menurun, maka akan mempengaruhi status kesehatan sehingga orang yang lanjut usia akan rentan sekaloi terhadap penyakit dan mudah terjadi perubahan status kesehatan.
2.     Social dan cultural.
Social dan cultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan satatus kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam prilaku kesehatan. Contohnya seseorang yang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu, maka meraka akan timbul anggapan bahwa meraka dalam keadaan sehat, demikian juga pada orang yang memiliki social ekonomi rendah akan berespon baik ketika mengalami penyakit flu dan menganggap hal itu tidak menjadi masalah, akan tetapi apabila penyakit flu tersebut terjadi pada seseorang dengan social ekonomi tinggi, maka hal tersebut akan mempengaruhi status kesehatnnya sehingga dianggap sebagai masalah kesehatan yang dapat mengganggu dirinya dalam kehidupan.
3.     Pengalaman masa lalu.
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Hal ini dpat diketahui apabila ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamn kesehatn yang buruk sehigga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya. Contohnya seseorang yang pernah mengalami diare, karena pengalaman masa lalu yang salah dalam menangani diare yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka dalam kehidupannya sehari-hari seseorang tersebut akan selalu berupaya untuk tidak mengalami pengalaman masa lalunya dengan mencegah hal-hal yang dapoat menyebabkan diare.
4.     Harapan seseorang terhadap dirinya.
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan kesehatan kea rah yang optimal. Harapan dapat menghasilkan status kesehatn yang lebih baik secara fisik mauoun psikologis, karena melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan dirinya.
5.     Keturunan.
Keturuna juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui factor genetic, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap bebbagi penyakit.
6.     Lingkungan.
Lingkunga yang dimaksud adalah loingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
7.     Pelayanan.
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayana  atau system pelayana yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berprilaku hidup sehat.

B.   Rentang Sakit.
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat sakit.rentang ini dumulai dari rentang setengah sakit, sakit, sakit kronis, sampai kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secarankeseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian dirimanusia, sakit juga bias dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organism sebagai system biologis dan adaptasi social (parsons, 1972). Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta tergangunyakemempuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pengertian sakit diatas, maka muncul suatu istilah yang dikatakan sebagai penyakit. Menurut pandangan medis penyakit dapat digambarkan sebagai ganguan dalam fungsi tubuh yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnyan dapat berupa sakit.
Selain itu sakit dapat diartikan sebagai hasil dari imteraksi antara seorang denganlingkungan, dimana terjadinya kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara factor host, agen, dan lingkungan.

Tahap proses sakit.
1.     Tahap gejala.
Tahap ini merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbul suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri, panas, dan lain-lain sebagai manifestasi terjadinya ketidakseimbangan dalam tubuh. Setiap gejala timbul sebagai manifestasi fisik.
2.     Tahap asumsi tehadap sakit.
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan merasakan keraguan-keraguan pada kelainan atau angguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah menginterpretasi gejala itu, maka seseorang akan merespon dalam bentuk emosi trhadap gejala tersebut seperti merasa katakutan atau kecemasan. Untuk mengatasi ketakutan atau kecemasan tersebut, kemudian dilakukan proses konsultasi dengan orang sekitar atau orang yang dianggap lebih mengetahui atau dating ketempat pengobatan. Tahap ini dapat berakhir dengan ditemukan gejala yang pasti dan terjadi perubahan terhadap sakitnya.proses ini dapat dipengaruhi beberapa oleh factor diantaranya pengetahuan dan pengalaman masa lalu.
Dalam kondisi ini seseorang dapat melakukan peran selama sakit dengan tujuan memperoleh kesehatan, peran tersebut menurut parsons meliputi;
ü Pasien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi selama sakit.
ü Pasien dibebaskan dari tugas dan fungs social.
ü Pasien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat  mungkin.
ü Pasien dan keluarga mencari bantuan orang yang kompeten.
3.     Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.
Pada tahap ini seseorang telah mengadakan kontak hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat, atau lainnya yang dilakuak atasi inisiatifnya sendiri. Proses pencatian informasi ini dilakukan untuk mencari pembenaran keadaan sakitnya, kemudian untuk mengetahui gejala-gejala yang tidak dimengerti oleh klien dan ada keyakinan bahwa dirinya akan lebih baik. Jika setelah konsultasi tidak ditemukan lagi gejala yang aa, maka klien menganggap dirinya telah sembuh. Namun apabila gejala tersebut muncul kembali, maka dirinya akan dating kembali ke pelayaana kesehatan.
4.     Tahap ketergantungan.
Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak semua orang memiliki tingkat ketergantungan yang sama melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat penyakitnya. Tahap ini dapat dilakukan dengan pengkajian kebutuhan terhadap ketergantungan dan dapat diberikan support agar seseorang mengalami kemandirian.
5.     Tahap penyembuhan.
Tahap ini merupakan tahap terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan social. Peran tenaga kesehatan di sin dengan membantu klien untuk meningkatka kemandirian serta memberikan harapan dan kehidupan menuju sejahtera.

Dampak Sakit.
dampak individu dapat terjadi pada individu yang telah mengalami sakit baik yang dirawat dirumah maupun ayng dirawat di rumah sakit. Dampak tersebut dapat terjadi pada individu, keluarga, atau masyarakat. Dampak tersebut antara lain;
1.     Terjadi perubahan peran pada keluarga.
Selama sakit peran dalam keluarga akan mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian peran dari salah satu anggota keluarga yang mengalami sakit.
2.     Terjadinya gangguan psikologis.
Keadaan ini dapat menimbulkan terjadinya stress sampai mengalami kecemasan yang berat, apabila psikologisnya tidak disiapkan secara baik. Pross terganggunya psikologis ini diawali dengan konflik terhadap dirinya seperti kecemasan, ketakutan, dll.
3.     Masalah keuangan.
Dampak ini jelas akan terjadi karena adanya beberapa pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak diduga selama sakit mengingat biaya perawatan dan obat-obatan cukup mahal.
4.     Kesepian akibat perpisahan.
Dampak ini terjadi pada seseorang yang sebelumnya selalu berkumpul bersama keluarga, namun ketika sakit orang tersebut harus dirawat dan berpisah dengan keluarganya.
5.     Terjadi perubahan kebiasaan social.
Ini jelas terjadi mengingat selama di rumah interaksi dengan lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi ketika seseorang sakit seluruh aktifitas sosialnya akan mengalami perubahan.
6.     Tergangunya privasi seseorang.
Privasi seseorang dapat ditujukan pada perasaan menyenangkan yang merefleksikan pada tingkat penghargaan seseorang. Perasaan menyenangkan ini akan mengalami ganguan karena aktifitas kehidupanya terbatas pada lingkungan rumah sakit serta kebutuhannya terganggu sehingga membuat perasaan menjadi tidak menyenangkan yang mengakibatkan penghargaan sisial sulit dicapai.
7.     Otonomi.
Telah disediakannya segala kebutuhan bagi pasien di rumah sakit mengakibatkan menurunnya kemampuan aktivitas pasien karena dalam keadaan untuk mandiri dan mengatur sendiri sulit dicapai sehingga pasien akan selalu memiliki ketergantungan.
8.     Terjadi perubahan gaya hidup.
Adanya peraturan dan ketentuan di rumah sakit khususnya perilaku sehat serta aturan dalam makan, obat dan aktivitas agar seseorang mengalami perubahan dalam gaya hidupnya yakni selalu hati-hati dan menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan ketentuan proses pengobatan dan perawatan.

Prilaku Pada Orang Sakit.
Selain dampak yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit, seseorang pun selama sakit akan mengalami perubahan dalam berprilaku yang berdampak pada dirinya.  Adapun perubahan prilaku yang terjadi selama sakit antara lain:
1.     Adanya perasaan ketakutan.
Perubahan prilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai adanya perassan takut sebagai dampak dari sakit. Apabila dampak penerimaan terhadap sakitnya serta dampak yang ditimbulkan belum dapat diterima secara penuh pada seseorang yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan terhantui perasaan ketakutan dan apabila hal ini dibiarkan maka akan menggangu status mental seseorang.
2.     Menarik diri.
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan yang dialami seseorang pun akan berbeda. Untuk mengurang kecemasan, maka seseorang akan berprilaku menarik diri seperti diam jika tidak diberi pertanyaan.  Hal tersebut sebagai bentuk upaya menghindari kecemasan.
3.     Egosentris.
Prilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukian dengan selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain atau memikirkan orang lain.  Prilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita tentang penyakitnya.
4.     Sensitive terhadap persoalan kecil.
Pada orang sakit perubahan prilaku ini biasanya selalu ditimbulkan dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya psikologis seperti selalu mengomel apabila keadaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
5.     Reaksi emosional tinggi.
Prilaku ini dapat ditunjukka pada seseorang yang mengalami sakit dengan mudah menangis, tersinggung, marah serta tuntutan perhatian yang lebih dari orang sekitar.
6.     Perubahan persepsi.
Perubahan persepsi selama sakit ini dapat di tunjukkan dengan timbul persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang yang dapat membantu untuk menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sangat besar pada dokter dan perawat tersebut.
7.     Berkurangnya minat.
Perubahan prilaku yang ditunjukkan pada seseorang yang mengalami sakit ini adalah berkurangnya minat karena terjadi stress yang diakibatkan penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.

Upaya yang dapat dilakukan leh perawat dalam lingkup paradigm keperawatan selama rentang sehat sakit adalah mengadakan tindakan pencegahan baik primer, sekunder, maupun tersier. Pencegahan primer dapat meliputi upaya perlindungan khusus dan perlindungan terhadap kesehatan agar terhindar dari bebagai penyakit, tindakan ini dilakukan dalam rentang sehat. Tindakan pencegahan sekunder dan tersier dilakukan dengan penegakan diagnosis secara dini dan engobatan yang tepat serta mencegah dari terjadinya komplikasi dari bebbagai penyakit yang ditimbulkan dan melakukan rehabilitasi selama rentang sakit.


REFERENSI
Sumber Data               : Buku Keperawatan.
Judul Buku                   :Pengantar Konsep Dasar keperawatan (Edisi 2)
Pengarang                   : A, Aziz Alimun H.
Penerbit                       : Salemba Medika
Sumber Gambar        : Google.com
Halaman                      : 7 - 8
Tahun                           : 2008

Read More

Kamis, 19 April 2012

Macam-Macam Hormon Dan Fungsinya

Ada beberapa Macam hormon yang dihasilkan tubuh, antara lain akan dijelaskan pada bagan tabel berikut ini.
KELENJAR
HORMON
KERJA HORMONE DAN KELENJAR TARGET
Hipofise
v  Lobus anterior












v  Lobus posterior










v  Thyroid







v  Parathyroid



Adrenal
v  Korteks










v  Medulla






v  Ovarium




v  Testis



v  Pancreas (Pulau-pulau langerhans)

ü  Growth Hormon (GH)

ü  Prolaktin

ü  Thyrotropic hormone (TSH)
ü  Gonadotropic hormone (LH dan FSH)

ü  Adrenocortocotropic hormone (ACTH)
ü  Melanosit stimulating hormone (MSH)

ü  Antiduiretic hormone (ADH dan vasopressin)


ü  Oksitosin






ü  Thyroksin (T4)
ü  Triidothyronin (T3)
ü  Thyrocalsitonin (TCT)





ü  Parathohormon (PTH)




ü  Glukokortiroid (kortisol)



ü  Mineralokortikoid (adosteron)
ü  Androgen (hormone pria)




ü  Epinefrin (adrenalin) (80%) Nororepinefrin (20%)





ü  Estrogen dan progestron




ü  Testosterone.




ü  Insulin



ü  Glucagon somatotastin

ü  Merangsang pertumbuhan jaringan tubuh dan tulang.
ü  Merangsang pertumbuhan jaringan payudara dan laktasi.
ü  Merangsang kelenjar tiroid.
ü  Mempengaruhi pertumbuhan, maturitas, dan fungsi organ seks sekunder dan primer.
ü  Merangsang pembentukan steroid oleh korteks adrenal.
ü  Dapat merangsang korteks adrenal; dapat mempengaruhi pigmentasi.

ü  Meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus distal dan tubulus kodedokus ginjal. Sehingga menurunkan haluaran urin.
ü  Merangsang pengeluaran asi dari alveoli payudara ke dalam duktus; merangsang kontraksi uterus, kemungkinan terlibat dalam transfer sperma dalam traktus reproduksi wanita.

ü  Meningkatkan aktifitas metabolic pada hamper semua sel; merangsang sebagian besar aspek metabolisme lemak, protein dan karbohidrat.
ü  Meningkatkan serum kalsium dan menurunkan kadar fosfat; efek berlawanan dari PTH.

ü  Meningkatkan kadar kalsium dan menurunkan kadar fosfat; meningkatkan resorbsi tulang.


ü  Meningkatkan katabolisme karbohidrat, protein dan lemak; meningkatkan kepekaan jaringan terhadap hormone lain.
ü  Cenderung untuk meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium.
ü  Mengatur karakteristik seks sekunder tertentu.
ü  Semua kortikoid penting untuk pertahanan terhadap stress dan cedera.

ü  Meningkatkan tekanan darah; mengubah glikogen menjadi glukosa ketika dibutuhkan otot untuk energy; meningkatkan frekwensi jantung; meningkatkan kontraktilitas jantung; mendilatasi bronkiale.

ü  Merangsang perkembangan karakteristik seks sekunder; berpengaruh terhadap penyembuhan setelah menstruasi.

ü  Penting untuk dapat berfungsinya organ reproduktif pria; merangsang karakteristik seks sekunder pria.


ü  Meningkatkan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak; sehingga menurunkan kadar glukosa darah.
ü  Memobilisasi simpanan glikogen, dengan demikian meningkatkan kadar glukosa darah.
ü  Menurunkan sekresi insulin, glucagon, pertumbuhan hormone, dan beberapa hormone gastrointestinal (gastrin, sekretin)

REFERENSI
Sumber Data               : Buku Keperawatan.
Judul Buku                   : Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin
Pengarang                   : Hotma Rumahorbo, Skp.
Penerbit                       : Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Sumber Gambar        : Google.com
Halaman                      : 7 - 8
Tahun                           : 1999
Read More

Metode Pengumpulan Data.


Metode Pengumpulan Data.
Merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam melakukan penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu di lihat alat ukur pengunpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupakuesioner atau angket, observasi, wawancara, atau gabungan antara ketiganya.
A.   Kuesioner atau Angket.
Kuesioner atau angket merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner dapat menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Angket terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1.     Angket terbuka atau tidak berstruktur yang memberikan kebebasan responden untuk mengungkapkan permasalahan.
2.     Angket tertutup atau berstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada.
3.     Checklist atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisipenyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan memberikan cek (x) sesuai dengan hasilnya yang diinginkan atau peneliti yang memberikan tanda (x) sesuai dengan hasil pengamatan.
Contoh:
1.     Angket terbuka.
Bagaimana pendapat anda dengan layanan persalinan di rumah bersalin ini?.
………………………………………………………………………
2.     Angket tertutup.
Apakah anda pernah melakukan persalinan di rumah bersalin ini?.
a.     Pernah.
b.     Tidak pernah.
NB :
Jika ya, berapa kali?.
·        1 kali.
·        2 kali.
·        >2 kali.
3.     Cheklist
No.
Pertanyaan
STS
TS
S
SS
1.
Pada usia bayi 0-4 bulan, saya hanya memberikan ASI saja.
X



2.
Saya memberikan Asi eksklusif pada kedua payudara saya secara bergantian.

X


3.
Saya menyusui tergantung kemauan bayi, kurang lebih jarak 3 jam.

X


4.
Dalam memberikan ASI eksklusif, saya usahakan sampai payudara kosong.


X

5.
Setelah Menyusui, bayi selalu saya sendawakan.



X

B.   Observasi (Pengamatan).
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan atau melakukan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrument yang dapat digunakan adalah lembar observasi, panduan pengamatan (observasi) atau lembar checklist.

C.   Wawancara.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara  mewawancarai langsung responden yang diteliti., metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode ini dilakukan apabila peneliti ingin meneliti hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden yang sedikit. Dalam metode wawancara ini, dapat digunakan instrument berupa pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau ceklist.

D.   Tes.
Tes ini merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan beberapa soal ujian atau tes atau inventori. Ada beberapa instrument yang dapat digunakan dalam melakukan tes antara lain adalah : tes kepribadian untuk mengetahui kepribadian seseorang, tes bakat yang mengukur bakat seseorang, tes prestasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian atau prstasi seseorang, tes intelegensi, san tes sikap untuk mengukur sikap seseorang.

E.    Dokumentasi.
;Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil dta yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, table atau daftar periksa, dan film documenter.
REFERENSI
Sumber Data              : Buku Keperawatan.
Judul Buku                  : Metode Penelitian Keperawatan Dan teknik Analisis Data
Pengarang                  : A. Aziz Alimun H.
Penerbit                      : Salemba Medika
Sumber Gambar        : Google.com
Halaman                      : 86 - 88
Tahun                           : 2007

Read More
Gambar tema oleh enjoynz. Diberdayakan oleh Blogger.

© Share Of Science, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena