Komponen
ini memandang bahwa keperawatan itu adalah bentuk pelayanan yang diberikan pada
manusia dalam rentang sehat sakit, yang dapat digambarkan sebagai berikut;
1. Rentang
sehat dimulai dari tingkat sejahtera, sehat sekali, sampai pada sehat normal.
2. Rentang
sakit dimulai dari setengah sakit, sakit, sakit kronis, sampai mati.
Berdasarkan
rentang sehat sakit tersebut, maka paradigm keperawatan dalam konsep
sehat-sakit memandang bahwa bentuk pelayanan kesehatan yang akan diberikan
selama rentang sehat dan sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan
dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam rentang setengah
sakit, sakit, atau sakit kronis, sehingga akan diketahui tingkat asuhan
keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang diharapkan dalam meningkatkan
status kesehatannya. Rentang sakit dapat digambarkan mulai dari setengah sakit,
sakit, sakit kronis, sampai berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat
dapat digambarkan mulai dari sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera, sebagai
status sehat yang paling tinggi.
Rentang
ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat
dinamis dan selalu berubah setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui
batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
A. Rentang
Sehat.
Rentang ini dumulai
dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan sampai pada sejahtera,
dikatakan sehat bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, social, dan
spiritual. Batasan sehat itu sendir dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mentas, dan social serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1974), berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat
diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah;
a. Memiliki
kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
b. Memiliki
pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik internal maupun
eksternal.
c. Memiliki
hidup yang kreatif dan produktif.
Faktor
Pengaruh Kesehatan
Status kesehatan
merupakansuatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat sakit yang
bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, social cultural, pengalaman
masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan
pelayanan.
1. Perkembangan.
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh
factor perkembangan yang mempunyai arti bahwa perubahanstatus kesehatan dapat
dipengaruhi oleh factor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan,
mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut
yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda. Respon dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status
kesehatan seseorang.apabila seseorang merespon dengan baik terhadap perubahan
kesehatannya, maka akan memiliki kesehatan yang baiksehingga, mencapai
kesehatan yang optimal, demikian sebaliknya apabila seseorang yang merespon
dengan tidak baik terhadap perubahan status kesehatannya, maka dapat menimbulkan
perubahan status kesehatan yang kurang. Sebagai contoh, perubahan status
kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh Perkembangan adalah pada bayi atau
anak-anak yang tahap perkembangannya belum mencapai kematangan, maka status
kesehatnnya sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Bayi dan anak-anak mudah
sekali terserang penyakitbila dibandingkan dengan orang dewasa yang sudah
mencapai perkembangan yang matang. Demikian juga pada usia lanjut dimana semua
daya imunitas akan menurun, maka akan mempengaruhi status kesehatan sehingga
orang yang lanjut usia akan rentan sekaloi terhadap penyakit dan mudah terjadi
perubahan status kesehatan.
2. Social
dan cultural.
Social dan cultural dapat juga
mempengaruhi proses perubahan satatus kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi
pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam prilaku
kesehatan. Contohnya seseorang yang memiliki lingkungan tempat tinggal yang
kotor namun jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu, maka meraka akan
timbul anggapan bahwa meraka dalam keadaan sehat, demikian juga pada orang yang
memiliki social ekonomi rendah akan berespon baik ketika mengalami penyakit flu
dan menganggap hal itu tidak menjadi masalah, akan tetapi apabila penyakit flu
tersebut terjadi pada seseorang dengan social ekonomi tinggi, maka hal tersebut
akan mempengaruhi status kesehatnnya sehingga dianggap sebagai masalah
kesehatan yang dapat mengganggu dirinya dalam kehidupan.
3. Pengalaman
masa lalu.
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi
perubahan status kesehatan. Hal ini dpat diketahui apabila ada pengalaman
kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamn kesehatn yang buruk sehigga
berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya. Contohnya seseorang yang
pernah mengalami diare, karena pengalaman masa lalu yang salah dalam menangani
diare yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka dalam kehidupannya
sehari-hari seseorang tersebut akan selalu berupaya untuk tidak mengalami
pengalaman masa lalunya dengan mencegah hal-hal yang dapoat menyebabkan diare.
4. Harapan
seseorang terhadap dirinya.
Harapan merupakan salah satu bagian yang
penting dalam meningkatkan perubahan kesehatan kea rah yang optimal. Harapan
dapat menghasilkan status kesehatn yang lebih baik secara fisik mauoun
psikologis, karena melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan
selalu menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan dirinya.
5. Keturunan.
Keturuna juga memberikan pengaruh
terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status
kesehatan telah dimiliki melalui factor genetic, walaupun tidak terlalu besar
tetapi akan mempengaruhi respon terhadap bebbagi penyakit.
6. Lingkungan.
Lingkunga yang dimaksud adalah
loingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat
pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan
kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah
status kesehatan.
7. Pelayanan.
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat
pelayana atau system pelayana yang dapat
mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat pelayanan
kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik,
maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berprilaku hidup sehat.
B. Rentang
Sakit.
Rentang sakit merupakan
rangkaian dalam konsep sehat sakit.rentang ini dumulai dari rentang setengah
sakit, sakit, sakit kronis, sampai kematian. Sakit pada dasarnya merupakan
keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh
secarankeseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian
dirimanusia, sakit juga bias dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang
normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organism sebagai system biologis
dan adaptasi social (parsons, 1972). Sakit dapat diketahui dari adanya suatu
gejala yang dirasakan serta tergangunyakemempuan individu untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pengertian
sakit diatas, maka muncul suatu istilah yang dikatakan sebagai penyakit. Menurut
pandangan medis penyakit dapat digambarkan sebagai ganguan dalam fungsi tubuh
yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnyan dapat
berupa sakit.
Selain itu sakit dapat
diartikan sebagai hasil dari imteraksi antara seorang denganlingkungan, dimana
terjadinya kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbulkan
ketidakseimbangan antara factor host, agen, dan lingkungan.
Tahap
proses sakit.
1. Tahap
gejala.
Tahap ini merupakan tahap awal seseorang
mengalami proses sakit dengan ditandai perasaan tidak nyaman terhadap dirinya
karena timbul suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya
perasaan nyeri, panas, dan lain-lain sebagai manifestasi terjadinya
ketidakseimbangan dalam tubuh. Setiap gejala timbul sebagai manifestasi fisik.
2. Tahap
asumsi tehadap sakit.
Pada tahap ini seseorang akan melakukan
interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan merasakan
keraguan-keraguan pada kelainan atau angguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah
menginterpretasi gejala itu, maka seseorang akan merespon dalam bentuk emosi
trhadap gejala tersebut seperti merasa katakutan atau kecemasan. Untuk mengatasi
ketakutan atau kecemasan tersebut, kemudian dilakukan proses konsultasi dengan
orang sekitar atau orang yang dianggap lebih mengetahui atau dating ketempat
pengobatan. Tahap ini dapat berakhir dengan ditemukan gejala yang pasti dan
terjadi perubahan terhadap sakitnya.proses ini dapat dipengaruhi beberapa oleh factor
diantaranya pengetahuan dan pengalaman masa lalu.
Dalam kondisi ini seseorang dapat
melakukan peran selama sakit dengan tujuan memperoleh kesehatan, peran tersebut
menurut parsons meliputi;
ü Pasien
tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi selama sakit.
ü Pasien
dibebaskan dari tugas dan fungs social.
ü Pasien
diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin.
ü Pasien
dan keluarga mencari bantuan orang yang kompeten.
3. Tahap
kontak dengan pelayanan kesehatan.
Pada tahap ini seseorang telah
mengadakan kontak hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat
dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat, atau lainnya yang dilakuak
atasi inisiatifnya sendiri. Proses pencatian informasi ini dilakukan untuk
mencari pembenaran keadaan sakitnya, kemudian untuk mengetahui gejala-gejala
yang tidak dimengerti oleh klien dan ada keyakinan bahwa dirinya akan lebih
baik. Jika setelah konsultasi tidak ditemukan lagi gejala yang aa, maka klien
menganggap dirinya telah sembuh. Namun apabila gejala tersebut muncul kembali,
maka dirinya akan dating kembali ke pelayaana kesehatan.
4. Tahap
ketergantungan.
Tahap ini terjadi setelah seseorang
dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan
pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam
pengobatan akan tetapi tidak semua orang memiliki tingkat ketergantungan yang
sama melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya. Kondisi ini juga dapat
dipengaruhi oleh tingkat penyakitnya. Tahap ini dapat dilakukan dengan pengkajian
kebutuhan terhadap ketergantungan dan dapat diberikan support agar seseorang
mengalami kemandirian.
5. Tahap
penyembuhan.
Tahap ini merupakan tahap terakhir menuju
proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan
proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan
seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan social.
Peran tenaga kesehatan di sin dengan membantu klien untuk meningkatka
kemandirian serta memberikan harapan dan kehidupan menuju sejahtera.
Dampak
Sakit.
dampak individu dapat terjadi pada
individu yang telah mengalami sakit baik yang dirawat dirumah maupun ayng
dirawat di rumah sakit. Dampak tersebut dapat terjadi pada individu, keluarga,
atau masyarakat. Dampak tersebut antara lain;
1. Terjadi
perubahan peran pada keluarga.
Selama sakit peran dalam keluarga akan
mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian peran dari salah satu anggota
keluarga yang mengalami sakit.
2. Terjadinya
gangguan psikologis.
Keadaan ini dapat menimbulkan terjadinya
stress sampai mengalami kecemasan yang berat, apabila psikologisnya tidak disiapkan
secara baik. Pross terganggunya psikologis ini diawali dengan konflik terhadap
dirinya seperti kecemasan, ketakutan, dll.
3. Masalah
keuangan.
Dampak ini jelas akan terjadi karena
adanya beberapa pengeluaran keuangan yang sebelumnya tidak diduga selama sakit
mengingat biaya perawatan dan obat-obatan cukup mahal.
4. Kesepian
akibat perpisahan.
Dampak ini terjadi pada seseorang yang
sebelumnya selalu berkumpul bersama keluarga, namun ketika sakit orang tersebut
harus dirawat dan berpisah dengan keluarganya.
5. Terjadi
perubahan kebiasaan social.
Ini jelas terjadi mengingat selama di
rumah interaksi dengan lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi ketika
seseorang sakit seluruh aktifitas sosialnya akan mengalami perubahan.
6. Tergangunya
privasi seseorang.
Privasi seseorang dapat ditujukan pada
perasaan menyenangkan yang merefleksikan pada tingkat penghargaan seseorang. Perasaan
menyenangkan ini akan mengalami ganguan karena aktifitas kehidupanya terbatas
pada lingkungan rumah sakit serta kebutuhannya terganggu sehingga membuat
perasaan menjadi tidak menyenangkan yang mengakibatkan penghargaan sisial sulit
dicapai.
7. Otonomi.
Telah disediakannya segala kebutuhan
bagi pasien di rumah sakit mengakibatkan menurunnya kemampuan aktivitas pasien
karena dalam keadaan untuk mandiri dan mengatur sendiri sulit dicapai sehingga
pasien akan selalu memiliki ketergantungan.
8. Terjadi
perubahan gaya hidup.
Adanya peraturan dan ketentuan di rumah
sakit khususnya perilaku sehat serta aturan dalam makan, obat dan aktivitas agar
seseorang mengalami perubahan dalam gaya hidupnya yakni selalu hati-hati dan
menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan ketentuan proses pengobatan dan
perawatan.
Prilaku
Pada Orang Sakit.
Selain dampak yang terjadi akibat
keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit, seseorang pun selama sakit akan mengalami
perubahan dalam berprilaku yang berdampak pada dirinya. Adapun perubahan prilaku yang terjadi selama
sakit antara lain:
1. Adanya
perasaan ketakutan.
Perubahan prilaku ini dapat terjadi pada
semua orang dengan ditandai adanya perassan takut sebagai dampak dari sakit. Apabila
dampak penerimaan terhadap sakitnya serta dampak yang ditimbulkan belum dapat
diterima secara penuh pada seseorang yang mengalami sakit, maka orang tersebut
akan terhantui perasaan ketakutan dan apabila hal ini dibiarkan maka akan
menggangu status mental seseorang.
2. Menarik
diri.
Pada orang yang sakit akan selalu
mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan yang dialami seseorang pun akan
berbeda. Untuk mengurang kecemasan, maka seseorang akan berprilaku menarik diri
seperti diam jika tidak diberi pertanyaan.
Hal tersebut sebagai bentuk upaya menghindari kecemasan.
3. Egosentris.
Prilaku ini dapat terjadi pada orang
sakit yang ditunjukian dengan selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan
tidak mau mendengarkan perasaan orang lain atau memikirkan orang lain. Prilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu
ingin bercerita tentang penyakitnya.
4. Sensitive
terhadap persoalan kecil.
Pada orang sakit perubahan prilaku ini
biasanya selalu ditimbulkan dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil
sebagai dampak terganggunya psikologis seperti selalu mengomel apabila keadaan
tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
5. Reaksi
emosional tinggi.
Prilaku ini dapat ditunjukka pada
seseorang yang mengalami sakit dengan mudah menangis, tersinggung, marah serta
tuntutan perhatian yang lebih dari orang sekitar.
6. Perubahan
persepsi.
Perubahan persepsi selama sakit ini
dapat di tunjukkan dengan timbul persepsi bahwa dokter dan perawat adalah orang
yang dapat membantu untuk menyembuhkannya sehingga menaruh harapan sangat besar
pada dokter dan perawat tersebut.
7. Berkurangnya
minat.
Perubahan prilaku yang ditunjukkan pada seseorang
yang mengalami sakit ini adalah berkurangnya minat karena terjadi stress yang
diakibatkan penyakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan melakukan
aktivitas sehari-hari.
Upaya yang dapat
dilakukan leh perawat dalam lingkup paradigm keperawatan selama rentang sehat
sakit adalah mengadakan tindakan pencegahan baik primer, sekunder, maupun
tersier. Pencegahan primer dapat meliputi upaya perlindungan khusus dan
perlindungan terhadap kesehatan agar terhindar dari bebagai penyakit, tindakan
ini dilakukan dalam rentang sehat. Tindakan pencegahan sekunder dan tersier
dilakukan dengan penegakan diagnosis secara dini dan engobatan yang tepat serta
mencegah dari terjadinya komplikasi dari bebbagai penyakit yang ditimbulkan dan
melakukan rehabilitasi selama rentang sakit.
REFERENSI
|
Sumber
Data : Buku Keperawatan.
Judul
Buku
:Pengantar Konsep Dasar keperawatan (Edisi 2)
Pengarang : A, Aziz Alimun H.
Penerbit
: Salemba Medika
Sumber
Gambar : Google.com
Halaman
: 7 - 8
Tahun
: 2008
|
0 komentar:
Posting Komentar